Perubahan Bentuk Pemukiman Dan Perumahan Kampung Ebungfa Pulau Nag Di Pesisir Danau Sentani Kabupaten Jayapura Papua
DOI:
https://doi.org/10.55606/isaintek.v5i01.75Keywords:
Perubahan, bentuk Permukiman, Perumahan, masyarakat adatAbstract
Rumah tradisional masyarakat adat tersebar dengan beragam bentuknya yang unik di wilayah Nusantara, menampakkan identitas lokal budaya yang khas dalam wujudnya dan menampilkan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat adat tradisional, hubungan antara manusia sebagai ciptaan dengan alam atau hubungannya dengan tempat huniannya merupakan satu kesatuan unik yang tentunya hal ini berlaku juga bagi masyarakat adat suku sentani yang bermukim di kampung tradisional dipesisir Danau Sentani Kabupaten Jayapura Papua. Kampung Ebungfa yang bermukim di Pulau Nag merupakan salah satu kampung tradisional suku Sentani yang berada si peisisr danau Sentani di Kabupaten Jayapura,. Kampung tersebut merupakan salah satu kampung tradisional yang mempertahankan adat istiadatnya walaupun mengalami perubahan pola permukiman maupun bentukan rumah tradisionalnya. Tujuan penelitian menemukan pola perubahan pola permukiman dan pola pertumbuhan perumahan pada kampung tradisional masyarakat adat Sentani. Metode penelitian yang digunakan Metode Deskriptif (Descriptive research) dan Kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel bersifat tidak acak, dikombinasikan dengan Snowball Sampling. Hasil penelitian memperlihatkan perubahan pola permukiman bentukan leluhur berbentuk mengelompok dengan orientasi menghadap tengah danau berubah menjadi berbentuk linear mengikuti garis pantai pulau Nag dengan oritansi perumahan mengahadap gunung atau daratan dimana posisi Gereja sebagai rumah penyembahan menjadi sentral dalam sumbu utama orientasi perumahan tradisional. Bentuk fisik pola perumahan suku Sentani di Kampung Ebungfa yang dicirikan dengan pola pemukiman yang berbentuk linear dengan jalan utama berbentuk garis lurus melingkar pulau Nag yang berfungsi sebagai akses menuju ruang terbuka yang menghubungkan antar kesatuan komunitas. Pola pemukiman masyarakat Kampung Ebungfa hingga kini masih terus dipertahankan dan menjadi suatu objek wisata budaya di Kabupaten Jayapura.
References
Maleong, Lexy J. (1997), Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosnakarya, Bandung.
Oswald, F. & Baccini, P. 2003. Netzstadt Einführung in das Stadtentwerfen. Berlin: Birkhäuser-Verlag für architektur.
Pemerintah Kabupaten Jayapura. 2005. Profil Daerah Kabupaten Jayapura. Sentani. Pemerintah Kabupaten Jayapura
Rapoport Amos (1969), House Form and Culture, Englewood cliffs, Prentice Hall, New York.
Rapoport, Amost, 1977: Human Aspect of Urban Form. Pergamon Press. Silas Johan, “Housing Beyond Home, The Aspect of Resources and Sustainnability”, Pidato pegukuhan Jabatan Guru Besar FTSP-ITS, Surabaya.
Tanudirjo, A.2003.’Warisan Budaya Untuk Semua Arah Kebijakan Pengelolaan Warisan Budaya Indonesia di Masa Mendatang. Makalah Kongres Kebudayaan V.Bukit Tinggi,2002.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya-DPU.
Waterson, Roxana, (1993), The Living House, Oxford University Press, Oxford New York