Analisis Determinasi Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan Untia Makassar

Authors

  • Achmad Setiawan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan https://orcid.org/0009-0000-5777-2667
  • Syamsul Hadi Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
  • Mukhlisa A Ghaffar Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
  • Erna Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
  • shidik Burhani Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
  • Andi Ana Humaerah Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
  • Herdy Pratama Putra Politeknik Negeri Fakfak

DOI:

https://doi.org/10.55606/isaintek.v8i1.329

Keywords:

fishing port, operating area, untia, working area, wkopp

Abstract

Determining the working and operational areas of a fishing port is very important because it strengthens the existence of a fishing port while supporting port operations. The purpose of this study is to determine the working and operational areas of the Untia fishing port based on the ratio of space utilization in land and water areas. The research method used is quantitative descriptive. Secondary data was obtained through literature surveys and institutional surveys to obtain port design plans and spatial planning plans, while primary data was obtained using satellite imagery and verified directly in the field to obtain geographical coordinates. Analysis was conducted on the position of the Untia port in relation to the provincial spatial planning plan, the physical condition, and the operational aspects of the port. The results obtained include the determination of geographical coordinates for the operational areas on land and water used for the construction and operation of main facilities, functional facilities, and supporting facilities for Untia fishing port. Based on the analysis results, the total operational area of the Untia Fisheries Port is determined to be 232.33 hectares, consisting of a land operational area of 9.8 hectares, a water operational area of 92.84 hectares, a land operational area of 23.56 hectares, and a water operational area of 106.13 hectares.

References

Abrahamsz, J. (2009). Analisis Kebijakan Pembangunan Perikanan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; Pendekatan Model EXTAND. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura. Ambon. 45 hal.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/2012 tentang Kepelabuhan Perikanan. Jakarta

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3/PERMEN KP/2013 tentang Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan. Jakarta

Kohar, A.M. (2011). Analisis Program dan Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. FPIK. Universitas Diponegoro. Semarang. 10 hal.

Kramadibrata, S. (1985). Perencanaan Pelabuhan. Penerbit: Ganeac Exact. Bandung.

Lubis, E. (2000). Pengantar Pelabuhan Perikanan. Laboratorium Pelabuhan Perikanan, Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lubis, E. (2001). Sistem Pelabuhan Perikanan di Laut Cina Selatan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 10, nomor 1.

Murdiyanto, Bambang (2002). Fungsi, Fasilitas, Panduan Operasional, Antrian Kapal Pelabuhan Perikanan. Bogor.Pelabuhan Perikanan Untia, 2020. Laporan Tahunan Pelabuhan Perikanan Untia 2019-2023. Makassar

Provinsi Sulawesi Selatan. 2022. Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 22 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022 – 2041. Makassar

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Downloads

Published

2025-06-12

How to Cite

Achmad Setiawan, Syamsul Hadi, Ghaffar, M. A., Erna, Burhani, shidik, Andi Ana Humaerah, & Herdy Pratama Putra. (2025). Analisis Determinasi Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan Untia Makassar. Jurnal Informasi, Sains Dan Teknologi, 8(1), 128–137. https://doi.org/10.55606/isaintek.v8i1.329